Kamis, 29 Mei 2014

Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan yg digunakan oleh bank dan non bank tidak jauh beda. Perbedaannya hanya  terletak pada jenis rasio yg digunakan. Rasio likuiditas bank merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
A.                Macam – macam rasio Likuiditas
1.      Quick ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan  bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik giro, tabungan, deposito) dengan harta yg paling likuid yg dimiliki oleh bank.
2.      Investing policy ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kpd para deposannya dgn cara melikuidasi surat2 berharga (efek) yg dimilikinya.
3.      Banking ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dgn cara membandingkan jumlah kredit yg disalurkan dgn jumlah deposit yg dimiliki. Makin tinggi rasio ini, likuiditas bank makin rendah.
4.      Assets to loan ratio
Rasio ini digunakan untuk jumlah kredit yg diberikan dgn jumlah harta yg dimiliki bank. Makin tinggi rasio ini, makin rendahnya likuiditas bank.
5.      Invesment portofolio ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi dlm surat2 berharga (sekuritas yg jatuh temponya kurang dar 1 tahun).
6.      Cash ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya yg harus segera dibayar dgn harta yg likuid atau cash assets.
7.      Loan to deposit ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yg diberikan dibandingkan dgn jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yg digunakan. Menurut PP maks 110%.
8.      Invesment risk ratio
Rasio ini untuk mengukur risiko yg terjadi dalam investasi surat2 berharga, yaitu membandingkan harga pasar dgn nilai nominalnya.
Makin tinggi rasio ini, berarti makin besar kemampuan bank menyediakan alat likuid
9.      Liquidity risk ratio
Rasio yg digunakan untuk mengukur risiko yg akan dihadapi bank apabila gagal memenuhi kewajibannya thd deposan dgn harta likuid yg dimiliki
10.  Credit risk ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko terhadap kredit macet dgn jumlah kredit yg disalurkan.
11.  Deposit risk ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur  risiko kegagalan bank dalam membayar kembali deposannya.
B.                 Rasio Solvabilitas bank
Rasio Solvabilitas Bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dengan kata lain merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank ditinjau dari sudut efisiensi pengelolaan oleh manajemen.
Macam – macam rasio solvabilitas bank
1.      Primary ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur apakah permodalan yg dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yg terjadi dalam total aset dapat ditutupi oleh capital equity.
2.      Risk Assets ratio
Merupakan rasio yg digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
3.      Secondary risk ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur penurunan aset yg mempunyai risiko lebih tinggi.
4.      Capital ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yg terjadi karena bunga gagal ditagih.
5.      Capital adequacy ratio
Rasio ini untuk mengetahui besarnya risiko yg akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko dlm perdagangan surat2 berharga, yg dijamin dgn besarnya ekuitas dikurang dg aktiva tetap.
Menurut pendapat saya setiap bank pasti akan memiliki rasio keuangan , dari rasio yang ada pasti ada perbedaan, perbedaan itu muncul karna adanya Risiko. Resiko yg dihadapi oleh bank jauh lebih besar dibandingkan perusahaan non bank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk melihat rasio ini.









Senin, 26 Mei 2014

Penerapan TSI di perbankan

Penerapan teknologi komputer dan telekomunikasi di perbankan (selanjutnya disebut teknologi sistem informasi perbankan dan disingkat TSI Perbankan) menurut pendapat saya TSI perbankan merupakan pernerapan yang sangat fenomena dan sangat berkembang pesat di seluruh perbankan nasional, bahkan Bank Indonesia pun sudah menerapkan TSI untuk memajukan kepentingan Bank Indonesia. Teknologi yang digunakan mencakup sebuah perangkat keras ( hardware) dan juga perangkat lunak (software) yang dapat digunakan dalam pengoperasian perbankan di indonesia. Lalu pihak pegawai bank yang akan mengoperasikan kedua perangkat tersebut agar berjalan sesuai dengan keinginan bank. Keberhasilan bank akan sangat ditentukan dari kualitas kinerja TSI. Jika kinerja TSI semakin ditingkatkan maka semakin bagus juga tingkat kualitas bank , dan seiring dengan perkembangan perbankan nasional sebagai lembaga kepercayaan masyarakat maka perbankan akan tetap menjalankan fungsinya sebagai perantara keuangan (financial intermediary).
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER DI PERBANKAN
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
- Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan Database di bank – bank.
- Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
STRUKTUR INFORMASI DAN HUBUNGAN ANTAR SUB SISTEM APLIKASI BANK
Fungsi teknologi informasi di sector keuangan, termasuk perbankan secara umum adalah untuk meningkatkan daya saing bank yang ditunjukkan dengan kecepatan, ketepatan, efisiensi, produktifitas, validitas dan pelayanan yang semakin meningkat. Peningkatan kinerja dan saya saing bank tersebut dimungkinkan dengan keberadaan teknologi informasi yang bias berfungsi sebagai media yang bias melakukan transaksi, mencakup wilayah geografis yang luas, analisis data, otomatisasi operasional bank, penyedian informasi, memproses kegiatan bank secara sekuensial, pengelolaan pengetahuan berbasis teknologi, serta fungsi disintermediasi yang memungkinkan pihak bank dan nasabahnya seolah-olah tidak ada penghalang dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
sumber :
eprints.ui.ac.id/…/125250-PA-87-Perencanaan%20kebijakan-Pendahuluan.pdf