Jumat, 25 Oktober 2013

Wawancara UKM

WAWANCARA PEMBUATAN TAHU
Nama : Frecilia , Kelas : 3DB11, Npm : 32111952

Usaha Memproduksi Tahu di Cibitung

Kelurahan Wanajaya, daerah cibitung, terdapat sebuah usaha industri rumah dimana yang sering kita kenal yaitu “home industry”  .  home Industri yang kita kenal sangat banyak untuk kali ini industri yang akan saya jelaskan yaitu produksi Tahu yang dimiliki oleh pengusaha yang bernama Bapak Mustofa. Usaha yang selama ini telah dijalaninya sangat menarik bagi saya untuk dapat mengetahui informasi yang lebih dari pengusaha tersebut.
Berikut wawancara saya dengan seorang pengusaha tersebut.
(F): “Selamat siang pak, bolehkah saya mewawancarai  usaha yang sedang bapak geluti sekarang ini ?
(M): “Selamat siang , tentu boleh saja .
(F): “Sebelumnya saya ingin bertanya pak, kira-kira sudah berapa lama bapak menggeluti usaha pembuatan tahu ini ?
(M): “Saya sudah lama menjalankan usaha ini , sudah hampir lebih dari 10thn.
(F): “ Apa alasan nya sehingga bapak bisa memilih menjadi pengusaha tahu ?”
(M): “ Karena sejak dulu saya sudah mempunyai bekal keterampilan. Saya pernah diajarkan membuat tahu oleh saudara saya di kampung. Maka itu, saya mencoba membuka usaha tahu disekitar daerah ini.”
(F) : “ Apa saja bahan dan alat dasar yang bapak butuhkan untuk membuat  tahu ini, Pak?”
(M) : “ Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat tahu ini  seperti: air bersih, kacang kedelai dan bahan penggumpal.Nah, untuk alat- alat kami memakai penggiling kedelai, timbangan dan takaran, alat kempa, cetakan tahu, alat penghalus dan pemanas, wajan , tampah , dan alat pengupas kedelai. 
(F): “Wah, ternyata banyak sekali ya pak, alat-alat yang dibutuhkan disini, Sementara bahan-bahannya hanya 3 macam. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan tahu?”

(M): “ Kurang lebih selama 7 jam, dari sebelum sampai setelah menjadi tahu.”  
(F) : “ Saya ingin mengetahui cara pembuatan tahu . Bisa Bapak jelaskan kepada saya  bagaimana tahap-tahap pembuatan tahu ini, Pak?”
(M) : “ Pertama-tama kacang kedelainya disisihkan untuk ukuran kecil disatukan untuk ukuran besar disatukan, lalu tahap selanjutnya adalah pencucian kacang kedelai lalu kacang direndam selama 6 jam , selanjutnya kacang dicuci lagi selama setengah jam ,lalu kedelai dibagi-bagikan di embleg yang terbuat dari plastik, selanjutnya kedelai digiling hingga halus, lalu dilakukan penyaringan menggunakan kain balacu yang sudah disiapkan, supaya seluruh bubur kedelai menyatu dan menghasilkan ampas , ampas tersebut nantinya akan diolah lagi berulang kali sampai ampas tersebut habis menjadi bubur kedelai, lalu air hasil tampungan tersebut dicampur dengan asam cuka supaya menggumpal, selain asam cuku kita juga bisa menggunakan air kelapa, lalu air asam dipisahkan dari gumpalan putih lalu disimpan, lalu gumpalan tahu yang sudah mengendap dituang kedalam kotak yang berukuran 50 x 60 cm dan juga dialasi dengan kain balacu , adonan tahu kotak dikempa dalam waktu 1 menit sehingga air yang tercampur ada pada adonan tahu yang dapat terperas habis.”
(F): “ lalu dimana Bapak mendapatkan kacang kedelai ini, Pak?”
(M): “Dulu saya mendapatkan kacang kedelai ini dari koperasi usaha kecil, tapi sekarang dari impor.”
(F) : “ Bagaimana cara Bapak menjualkan tahu-tahu ini?” 
(M): “ Tergantung dari besar kecilnya tahu. Kalau tahu yang kecil 1500 rupiah. Kalau yang besar  itu dijual seharga 2500 rupiah.”
(F): “ Memangnya dalam sehari, Bapak membutuhkan berapa kilogram kacang kedelai ?”
(M): “ Kami membutuhkan 70 kilogram kacang kedelai untuk membuat tahu dalam sehari.”
(F): “ Wah, ternyata banyak sekali ya Pak, Kalau boleh saya tau berapa modal untuk membeli bahan-bahan dalam sehari, Pak?”

(M): “ Modalnya dalam sehari sekitar 400 ribu rupiah untuk bahan- bahannya seperti : kacang kedelai, dan asam cuka untuk bahan penggumpal.”
(F): “ Bagaimana dengan untung yang bapak dapatkan?”
(M) : “ Tergantung dari pemasarannya nak, rame atau tidak. Kadang-kadang kalau rame sekitar 600 ribu sampai 650 ribu dan kalau sepi sekitar 500 ribu per hari. Kadang-kadang tidak menguntungkan.”
(F): “ Dimana saja Bapak menjualkan tahu-tahu ini?”
(M): “ Saya terkadang sering jual di pasar, di warung-warung sayur, sayur keliling, dan menjual langsung disini.” 
(F): “ Siapa saja yang bekerja di tempat usaha bapak?”
(M): “ Tidak tetap. Kebanyakan pekerja – pekerjanya dari tetangga bapak sendiri.”

Demikianlah hasil wawancara saya dengan pengusaha tahu tersebut, dari wawancara ini saya mendapatkan informasi banyak mengenai usaha tahu, dari cara pembuatan tahu, modal untuk bahan-bahannya, keuntungan dari penjualan tahu dan sebagainya. Semoga wawancara yang saya sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua.


Kamis, 17 Oktober 2013

Ringkasan SIA dari BAB 1-4

Bab 1 . Mengenal Sistem Informasi Akuntansi
Pada bab 1 ini kita akan membahas ruang lingkup dimana ruang lingkup itu sendiri memiliki 3 hubungan yaitu hubungan dari sistem informasi akuntansi, penggunaan sistem informasi akuntansi, aplikasi dan peranti lunak akuntansi, serta peran akuntansi didalam SIA. Didalam ruang lingkup SIA terdapat suatu perangkat sistem yang menyediakan informasi tentang akuntansi dan keuangan serta beberapa informasi lain yang didapat dari setiap informasi transaksi tersebut. Adanya tumpang-tindih substansial didalam kebutuhan informasi seperti sistem dari pemasaran, produksi, sumberdaya manusia, serta akuntansi dan keuangan itulah yang harus dikendalikan oleh SIA untuk meningkatkan informasi yang lebih efektif didalam sebuah manajemen perusahaan.
Selain ruang lingkup SIA bab ini juga akan membahas tentang penggunaan sistem informasi akuntansi dimana yang telah kita ketahui bahwa ada beberapa Tugas yang harus dilakukan oleh SIA yaitu : Membuat laporan Eksternal, Mendukung segala aktivitas rutin yang dilakukan sistem informasi, Mendukung segala pengambilan keputusan, Merencanakan serta mengendalian sistem, dan Menerapkan pengendalian Internal dari sistem. Selain untuk menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi, SIA juga dapat diartikan dalam suatu aplikasi komputer yang dapat digunakan untuk mencatat setiap transaksi seperti pesanan dan tagihan pelanggan, lalu mencatat dokumen seperti laporan pembelian selain itu SIA juga dapat mencatat hasil laporan keuangan dari setiap permintaan informasi. Didalam SIA ada sebuah Aplikasi yang telah dikembangkan yaitu oleh piranti perangkat lunak adalah DBMS (Database Management System) yang sengaja dibentuk dalam off-the-shelf atau peranti lunak yang sangat dikhusus untuk organisasi yg tertentu saja.
Peran yang dimiliki SIA sangat berperan dalam pekerjaan yang dilakukan oleh para akuntan yaitu interaksi antara SIA sebagai akuntan pengguna, akuntan manager, akuntan konsultan, akuntan evaluator, dan akuntan penyedia jasa akuntansi dan perpajakan. Pada setiap peran yang  dimiliki akuntan masing-masing memiliki peran yg sangat bergantung pada SIA , ketergantungan yang dimiliki yaitu meningkatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh akuntan didalam sistem akuntansi dan memperbaharui segala aspek pengetahuan dari yang terkecil sampai yang terbedar yang dimiliki oleh para akuntan mengenai teknologi informasi untuk menjadikan SIA sebagai sistem yang lebih efektif dan mudah dilakukan oleh semua akuntan diberbagai perusahaan bisnis.

Bab 2 . Proses Bisnis dan Data SIA
          Pada bab 2 ini para akuntan lebih diminta untuk dapat memiliki peran sebagai evaluator dari sistem akuntansi itu sendiri dan para akuntan juga diminta untuk dapat memahami setiap proses bisnis perusahaan dengan berfokus pada siklus transaksi, dimana setiap transaksi akan dikelompokkan didalam suatu urutan tertentu. Proses bisnis seperti yang kita ketahui terdiri dari 3 jenis siklus yaitu : siklus pemerolehan/pembelian, siklus konversi, dan siklus pendapatan. Ada beberapa jenis fungsi yang terdapat pada siklus pemerolehan yiatu terdiri dari : bekerjasama antar para pemasok, memproses permintaan barang/jasa, membuat perjanjian dengan pemasok untuk membeli barang/jasa, menerima barang/jasa dari pemasok, mencatat klaim atas barang/jasa, dan melakukan pembayaran kepada pemasok. Para akuntan harus terbiasa dengan proses bisnis yang ada seperti ke 3 siklus transaksi dan fungsi dari siklus tersebut sebelum mereka mengevaluasi data kedalam satu sistem informasi akuntansi.
            Walaupun demikian proses bisnis juga dapat dikatakan kompleks jika setiap akuntan dapat memahami sistem informasi akuntansi dalam pendekatan yang sangat sederhana yaitu identifikasi dari kejadian dalam suatu proses yang dikembangkan ataupun yang diterapkan didalamnya. Pada bagian ini juga ada suatu cara yang sangat sistematis untuk memecahkan suatu proses dalam satu rangkaian kejadian yaitu membuat setiap pedoman untuk dapat mengidentifikasi setiap proses yang terjadi agar dapat direalisasikan.
            Dalam pembahasan sebelumnya bab ini hanya fokus pada proses identifikasi dalam satu kejadian saja ,maka dari itu SIA sangat berhubungan erat dengan kejadian. Sebelum SIA menjelaskan bagaimana data tersebut dapat diorganisasikan dalam SIA , maka SIA itu sendiri harus mengkaji ulang data dengan banyak cara yaitu : dokumen sumber, jurnal, buku besar, dan buku besar pembantu. Pada sistem yang berkomputerisasi, perusahaan pastinya memerlukan dokumen sumber dan file data untuk dapat mengorganisasikan data didalam suatu sistem. Ada dua jenis penting dari file data yaitu : file induk dan file transaksi. Ciri dari file induk adalah : Dapat menyimpan data yang relatif permanen, Tidak menyediakan perincian transaksi, Data yang disimpan memiliki karakteristik. Sedangkan ciri dari file transaksi adalah : File dapat menyimpan data tentang kejadian, file transaksi biasanya dapat mencakup suatu field, file transaksi juga dapat mencakup informasi kuantitas dan harga. File transaksi dan file induk memiliki hubungan dimana hubungan yang mereka miliki yaitu untuk menyederhanakan penyajian dalam setiap informasi. Maka dari itu penjelasan tentang file induk dan file transaksi ini dapat menolong kita dalam memahami suatu pengendalian internal dalam suatu sistem komputerisasi.

Bab 3 . Mendokumentasikan Sistem Akuntansi
Dalam bab 2 sudah sangat jelas bahwa para akuntan diminta untuk dapat memahami proses bisnis dan memiliki sebuah peran. Dan pada bab 3 ini bahasan yang akan dibahas yaitu mendokumentasikan data dan menginterprestasikan diagram aktifitas didalam sistem akuntansi. Siklus pendapatan dan pemerolehan sudah dibahas pada bab sebelumnya. Cara untuk mengidentifikasi kejadian dalam suatu proses dibutuhkan suatu metode. Selain metode identifikasi kejadian bab ini juga menekankan identifikasi pada agen internal yang memiliki tanggung jawab. Didalam dokumentasi sistem terdapat suatu teknik yaitu teknik UML yang dikembangkan untuk alat analisis dan desain. UML sendiri adalah suatu alat yang memiliki pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat model SIA. Bab ini juga akan membahas tentang diagaram dimana dalam mengorganisasikan diagram aktifitas memiliki 2 bagian yaitu : overview activity diagram dan diagram detailed activity. Overview activity diagram dapat menyajikan proses bisnis dari tingkat yang tinggi. Diagram detailed activity penyajiannya harus lebih detail dari aktivitas yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
            Ada 5 langkah dalam membuat overview activity diagram : mengurai dan mengidentifikasi kejadian pada narasi, memberikan keterangan pada narasi, melibatkan agen didalam proses bisnis menggunakan swimlanes, membuat masing-masing diagram, menggambar dan menggunakan dokumen didalam proses bisnis, terakhir menggambarkan tabel yang telah dibuat sebelumnya dan dapat digunakan didalam proses bisnis. Dalam detailed activity diagram informasi yang mengenai aktivitas dalam suatu kejadiaan ditunjukkan dalam kejadian yang spesifik. Perbedaan yang utama dari kedua aktivitas diagram tersebut adalah adanya segi empat panjang yang dimiliki detailed activity diagram menunjukan suatu aktivitas bukan kejadian walaupun simbol yang digunakan memang sama. Pedoman yang paling umum yang dipakai dalam kedua jenis activity diagram tersebut yaitu tidak dapat diulang contoh : swimlane, dokumen, dan juga tabel. Dalam bab ini dapat disimpulkan bahwa UML sendiri dapat meyediakan dokumentasi diagram aktivitas seperti : anotasi narasi yang menunjukkan suatu kejadian dan aktivitas, adanya tabel arus kerja, overview activity diagram untuk proses pendapatan, detailed activity diagram. Dari pembahasan dan pemahaman tentang kedua jenis diagram tersebut, kita dapat menjadikan sikap yang disiplin dalam pembuatan diagram kejadian, dimana kita akan membuat suatu proses dan komunikasi dalam bisnis dengan hasil yang lebih baik dari apa yang sudah dibahas pada bab ini.


Bab 4 . Mengidentifikasi Resiko dan Pengendalian Dalam Proses Bisnis
            Pada bab ini membahas bagaimana akuntan mengidentifikasi sebuah resiko dan bagaimana mengendalikan resiko tersebut dalam proses bisnis. Dalam bab ini ada 2 komponen yang sangat penting dalam SIA : pengendalian resiko dan aktifitas pengendalian.Ada juga pengendalian internal dalam bab ini dan peran pengendalian tersebut didalam akuntan. Sebelumnya akuntan harus tau apa pengendalian internal , pengendalian internal adalah suatu proses yang dikendalikan oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personil lainnya, yang memiliki tujuan untuk memberikan suatu kepastian yang mempunyai keterkaitan dengan pencapaian sasaran. Peran terpenting dalam pengendalian internal yaitu peran bagi manager, pengguna, perancang dll. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manager sangat besar dimana pengendalian yang dibuat harus jelas dan memiliki nilai yang efektif dalam perusahaan, dan setiap manajemen perusahaan harus membuat laporan tahunan yang nantinya akan dikendalikan oleh manager.
            Penguna juga harus internal lebih mengerti akan pengendalian internal sehingga pengguna dapat menerapkan nya dengan tepat. Para akuntan juga sangat perlu merancang , dimana rancangan tersebut memiliki prosedur untuk mengendalian pengendalian internal untuk mendorong segala kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Untuk peran sebagai evaluator, auditor internal dan auditor eksternal dari ketiga ini harus memahami sistem pengendalian internal untuk dapat mengembangkan laporan manajemen dalam menilai pengendalian internal yang ada didalamnya.
            Sasaran pengendalian internal memiliki tujuan yang berbeda-beda, seperti pemegang saham, manager, pelanggan, dan karyawan. Tujuan utama yang ada pada pemegang saham adalah berkaitan dengan nilai saham. Sasaran pengendalian internal dapat kita sebut dengan laporan COSO yang mencakup : efektifitas dan efisiensi operasi dan keandalan pelaporan keuangan. Dalam penentuan resiko pelaksanaan memiliki 2 jenis siklus : siklus pendapatan, dan siklus pemerolehan. Selain itu ada juga aktifitas pengendalian yang dicapai oleh organisasi dalam menghadapi sebuah resiko, ada 4 jenis pengendalian : pengendalian arus kerja, pengendalian input, pengendalian umum, dan penelaahan kinerja. Bab ini menekankan bahwa pengendalian arus kerja harus mempunyai penjelasan yang rinci untuk pengendalian input dan  pengendalian umum. Pengendalian arus kerja membahas tentang pemisahan tugas, urutan kejadian atau kinerja yang diharuskan, penanggungjawaban agen internal, dll. Dalam menelaah dan mengimplementasikan suatu pengendalian dapat melalui pemeliharaan file.